Senin, 26 Agustus 2013

Mekanisme Permohonan Informasi Publik

Setelah mendapat pelatihan di Bumi Sawangguling oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Saya menjadi tahu, ternyata kita, sebagai Warga Negara memiliki hak atas informasi publik. Hak Informasi juga penting lho! Selain dari hak-hak dasar lainnya. Hak memperoleh informasi ternyata sudah dijamin sejak 2008. Yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Namun tidak banyak yang tahu caranya mendapatkan informasi, khususnya informasi yang sensitif, biasanya seputar uang. Beruntungnya saya, AJI memberikan pelatihan tentang bagaimana caranya mendapatkan Informasi Publik dari Badan Publik. Badan Publik yang dimaksud adalah lembaga pemerintah atau non-pemerintah yang menggunakan dana APBD/APBN, sumbangan masyarakat, atau bantuan dari luar negeri.


Berikut flow chart yang saya buat berdasarkan UU No 14 Tahun 2008:


Download versi PDF

Senin, 01 Juli 2013

Asas Kekeluargaan

Apa itu asas kekeluargaan? Dalam UU koperasi disebutkan bahwa perekonomian Indonesia dibangun salah satunya berdasarkan asas kekeluargaan. Namun seperti apa asas kekeluargaan itu? Walau dalam undang-undang menyebutkan seperti ini, lain dari realitas. Saya tidak tahu kalau didunia kerja seperti apa, namun didunia pendidikan yang sudah diikuti selama 12 tahun, saya sendiri tidak tahu asas kekeluargaan seperti apa. Apakah asas kekeluargaan itu ketika kita membuat koperasi lalu menunjuk pengurus dari keluarga kita? Nampaknya pemerintah gagal dalam menanamkan ideologinya kedalam sanukbari masyarkat. Padahal pemerintah mempunyai instrumen untuk menanamkan ideologinya, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Mengikuti pelajaran itu seperti kita tersedot pada imajinasi sebuah negara utopia. Padahal relitas dimasyarakat tidak seindah yang digambarkan oleh text book, bahkan beberapa pengajar skeptis terhadap apa yang diajarkan. Maka tidak heran bila masyarakat mempertanyakan negeri ini, mempertanyakan pemerintahannya, mempertanyakan masyarakatnya, mempertanyakan keluarganya.

Minggu, 16 Juni 2013

Argumentasi Subsidi BBM



Pemerintah berencana menaikan harga BBM. Berbagai pihak beragumentasi, soal pro-kontra kebijakan sensitif ini. Nah, buat melengkapi argumen tentang kebijakan ini, salahsatunya dari dosen saya, yaitu pak Arief Anshory. Beliau selain mengajar, juga peneliti di Unpad. Data ini didapat dari chatting beliau dengan teman saya, tentu dengan berbagai perubahan tanpa maksud merubah apa yang dimaksud. 

Berikut pandangan beliau menanggapi argumentasi yang menolak subsidi BBM dialihkan:
 
Berdasarkan logika deduksi yang salah.
Ada 2 kezaliman A dan B.
A = subsisi BBM karena tidak adil. B = lainnya: pengelolaan APBN, energi management, korupsi, tax evasion.
Kemudian disimpulkan. Karena A jelek, pemerintah sebaiknya buang B.
Tidak begitu. dua-duanya A dan B itu zalim.
Mari sama-sama kita buang. dan A dan B itu tidak terkait langsung. yang satu BBM tidak adil, yang satu kezaliman yang lain. Artinya kalau kita fokus membuang kezalimang B, kemudian A dibiarkan maka kita membiarkan kezaliman.

Usulan mereka membatasi konsumsi BBM orang-kaya itu bagus saja. tetapi tidak implementable tidak mungkin dilakukan tanpa menyesuaikan harga kecuali birokrasi kita sekuat negara komunis seperti China. Sementara kita negara berdasarkan mekanisme harga.
Indonesia negara besar, penduduk banyak, luas wilayah besar, kepulauan. Tidak mungkin mengontrol konsumsi BBM. Harga hanya satu-satunya instrumen penyesuaian.

BLSM tidak efektif mengurangi kemiskinan? memang iya. Tujuannya bukan mengurangi kemiskinan tapi secara sementara meredam dampak inflasi agar yang miskin dpt bertahan. Kalau mengurangi kemiskinan ada program-program bukan sementara yang lain PKH, RASKIN, BSM, PKPM dan banyak lagi. Jadi kaya mengkritik mahasiswa karena tidak bisa mengajar. Memang mahasiswa fungsinya bukan mengajar, dosen iya.

Pengurangan subsidi BBM mengurangi pertumbuhan ekonomi. Bohong. Simulasi Reforminer nggak jelas. Tidak masuk akal. Justru kalau subsidi BBM dikurangi dan dialokasikan ke pengeluaran yang lain ada multiplier efek. Saya yakin simulasi yang dilakukian reforminer hanya simulasi mengurangi subsidi BBM, tanpa mengalokasikannya kembali ke perekonomian. Seharusnya simulasi dilakukan secara bersama-sama, mengurangi subsidi dan mengalokasikannya seratus% ke pengeluaran lain. Dengan ini GDP tidak akan turun.

BLSM tidak efektif karena targetnya hanya orang miskin saja yang hampir miskin tidak. Kurang banyak baca yang nulisnya. Target BLSM itu 15,5 juta rumah tangga. Sementara orang miskin itu 28 juta orang dibagi 4 berarti 7 juta rumah tangga. Maka bukan hanya RT miskin saja yang dikasih.

Kamis, 13 Juni 2013

walaupun hidup 1.000 tahun hanya sembahyang, apa gunanya?

apa gunanya bila kau hidup selama puluhan, ratusan, ribuan tahun, beribadah setiap waktu, namun tak dapat memberikan perubahan lebih baik kepada sekitar, baik itu bangsa, negara, masyarakat, bahkan keluarga buat apa?

Rabu, 15 Mei 2013

Masyarakat Konsumsinisme

"... Jadi wajar Ya, kalo Indonesia tuh, gak maju-maju. Kalah sama barat. Orang-orangnya aja masih mikirin buat makan besok, sedangkan orang barat udah mikir, minggu depan bikin apa..."

Pernyataan ini selalu terngiang-ngiang dibenak, saat kita memesan Indomie goreng + telor + nasi, di warung depan sekolah saat malam hari. Rasa nasionalisme saya tentu bergejolak mendengar pernyataan seperti ini (waktu masih semangat 45). Karena temen ini blasteran (bukan blasteran kamerun) Inggris, jadi saya mengiyakan saja. Setelah diresapi sebentar ternyata memang perkataanya ada benarnya juga. Kita ngobrol waktu 2007 akhir, baru sekarang ada bukti yang membenarkannya.

Beberapa minggu yang lalu saya selesai membaca buku "Rising Middle Class in Indonesia". Kesimpulan saya dari buku, dan referensi lainnya, memang Indonesia tumbuh karena konsumsinya. Kita bangsa omnivora, pelahap segala, tidak peduli apakah yang dikonsumsi itu baik, atau buruk, bermanfaat atau mudharat. Asal produknya kelihatan di tv, kita siap melahapnya. Tidak peduli jika yang perlihatkan di tv adalah sandiwara atau photoshop.

Namun tidak semua masyarakat merespon semua iklan dengan antusias. Contohnya saja iklan kesehatan dari Cina. Marketeer yang memasang iklan sepertinya sudah ketinggalan puluhan tahun. Saat ini masyarakat sudah tidak mempan lagi terhadap iklan bombardir dan bombastis. Resistensi itu ditunjukan dengan membuat parodi-parodi iklan, bahkan caci-maki di internet. Ini adalah bentuk resistensi masyarakat atas iklan yang ditayangkan secara terus-menerus dan terkesan berlebihan untuk sebuah iklan kesehatan, dimana outcome-nya belum tentu sama.

Masyarakat konsumtif menurut saya, sama saja dengan sapi perah. Daun dan rumput yang diambil diladang atau dipinggir jalan, dikumpulkan untuk "disuapi", sehingga petani dapat memerah susu sapi yang harganya jauh lebih mahal dari biaya daun dan rumput. Kita akan terus diberi makan, diberi hutang, diberi hadiah/hibah, karena kita adalah pasar potensial. Untung saja, baru sedikit orang kaya didunia yang sadar. Bagaimana mungkin Indonesia bukan pasar potensial. Dua ratus juta orang! yang ingin mengkonsumsi apa saja, dari yang paling murah, hingga yang paling mahal. Untung saja baru sedikit yang sadar.

Sayang baru sedikit yang sadar

Minggu, 12 Mei 2013

Lompat Kegirangan

"You can't spend all your time worrying about where your next Twinkie is going to come from, so follow rule #32 and Enjoy The Little Things." -Zombieland-

Dalam perjalanan kita selalu menuju suatu tempat, begitu pula dengan perjalanan hidup, kita selalu punya tempat yang dituju. Saat ini saya tidak ingin berbicara masalah agama, karena tentu setiap orang punya kepercayaannya masing-masing. Setiap agama tentu memiliki caranya masing-masing dalam mencapai tujuan tersebut, namun yang pasti setiap orang menginginkan kebahagiaan. 

Berbagai macam cara orang dalam mencapai kebahagiaan. Saya tidak ingin munafik, karena banyak caranya tentu saya menginginkan yang paling mudah. Salah satu caranya dengan melompat. Yup, melompat, coba deh perhatikan anak kecil, entah itu adik, sepupu, atau anak tetangga. Anak kecil setiap kegirangan pasti melompat-lompat. Sampai ada istilah lompat kegirangan. 

Jadi tunggu apa lagi! Melompat lah!

Kamis, 09 Mei 2013

Manusia Masa Depan


Pendidikan Anak _Nasihat Ali bin Abi Thalib
Dalam buku "Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku", penulis buku tersebut merangkum beberapa nasehat indah Ali bin Abi Thalib berkenaan dengan pendidikan anak.

1. Janganlah engkau memaksakan anak-anakmu sesuai dengan pendidikanmu, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang bukan zaman kalian.
2. Cetaklah tanah selama ia masih basah, dan tanamlah kayu (tanaman) selama ia masih lunak.
3. Wajib atasmu untuk menyayangi anakmu lebih banyak daripada kasih sayangmu terhadapmu.
4. Jika engkau menasehati seorang pemuda, jangan engkau sebutkan bagian dosanya, agar rasa malunya tidak menjadikannya keras kepala.
5. Sesuatu yang paling utama yang hendaknya dipelajari oleh anak-anak kecil adalah sesuatu yang diperlukannya ketika mereka beranjak dewasa.
6. Sesungguhnya hati anak muda seperti tanah kosong, apa saja yang dilemparkan kepadanya pasti akan ditampungnya.

Manusia Masa Depan

Aku bermimpi akan sebuah peradaban. Peradaban yang membuat masyarakat sejahtera. Masyarakat yang tidak memikirkan dirinya sendiri. Masyarakat yang cerdas-cerdas, tidak hanya memikirkan perut dan kelaminnya, tapi juga pikirannya. Manusialah yang menjadikan sesuatu didunia ini.  Membuat manusia masa depan.
Sejarah terus berjalan, berulang, tak pernah sama. memberikan contoh kepada manusia hidup, contoh baik, contoh buruk. Sejarah yang terus memberikan pondasi kehidupan untuk yang berdiri diatasnya. Mereka yang peduli berusaha menggali, mereka yang tidak, terus menatap langit, langit tiada ujung. Tulang-belulang bercerita kepada para penggali, tentang hidup dan mati mereka. Mereka berbisik kepada penggali "tiada ada damai didunia ini" "kenapa tidak ada damai didunia ini" tanya penggali "karena damai hanya untuk yang mati".


Senin, 08 April 2013

Kemajuan ekonomi

Berita di Aljazeera memberitakan bangunan di India yang runtuh. Bangunan tersebut runtuh bukan karena gempa bumi atau bencana alam lainnya, tapi karena menggunakan bahan bangunan yang murah. Sungguh ironis, 12 orang meninggal, mereka adalah orang-orang yang tergolong miskin. Demi mengeruk uang sebanyak mungkin, dengan meminimalkan biaya, bahkan rela mengesampingkan keamanan, hingga nyawa dikorbankan. Sungguh malang nasib mereka yang miskin.


Sumber:
SUMBER

Rabu, 27 Maret 2013

sebuah harap

Semoga aku mati sebelum semangat ini habis
sebelum cinta meninggalkan raga
sebelum asa binasa

Aku akan meniti sebuah jalan setapak
yang penuh lumpur dan hina
penuh dengan binatang yang meneteskan air liur nista
mata ini sudah melihat buruk
tangan yang tidak dapat berbuat apa-apa
dan lidah yang tiada henti mengeluarkan keburukan kata

Titik, kuharap kau datang
menimbun ku, sehingga ku dapat bangkit
harapan muncul, mendorong ku
terus menjelajah lebih jauh

Kamis, 03 Januari 2013

Rasa Takut

Pernahkan kalian membayangkan. Hari-hari penuh dengan kegiatan rutinitas. Semua berjalan seperti hal biasanya, bahkan menjadi membosankan. Suatu hari kalian ingin melepas lelah dari segala rutinitas yang ada, kembali kerumah. Seluruh keluarga kalian ada dirumah. Namun, saat kalian membuka pintu, bertatap muka dengan seluruh keluarga, sayangnya tidak ada yang mengenal kalian. Tidak salah rumah, tidak ada yang mengenal kalian. Bahkan saat berlari ketetangga, mereka baru mengenal kalian. Inilah rasa takut terdalam.