Jumat, 21 September 2012

"Baby I'm Yours"



[ALEX:]
Baby, I'm yours (Baby, I'm yours) 
And I'll be yours until the stars fall from the sky, 
Yours, until the rivers all run dry 
In other words, until I die 

[OISIN:]
Baby, I'm yours (Baby, I'm yours) 
And I'll be yours until the sun no longer shines, 
Yours, until the poets run out of rhyme 
In other words, until the end of time 

[ALEX:]
I'm gonna stay right here by your side, 
Do my best to keep you satisfied 
Nothin' in the world could drive me away 
'Cause every day, you'll hear me say 

Baby, I'm yours (Baby, I'm yours) 
And I'll be yours until two and two is three, 
Yours, until the mountains crumble to the sea 
In other words, until eternity 

Baby, I'm yours 
(Til the stars fall from the sky) 
Baby, I'm yours 
(Til the rivers all run dry) 
Baby, I'm yours 
(Til the sun no longer shines) 
Baby, I'm yours 
(Til the poets run out of rhymes)

Minggu, 16 September 2012

3 Hari Luar Biasa

"ntar aja, masih lama" kalimat yang paling sering meletup didalam hati ketika berbagai macam kerjaan menghadang. Sebenernya minggu lalu sudah dibuat perencanaan. Tugas yang banyak banget diminggu ini dikerjakan pada sabtu-minggu, biarlah waktu santai terpakai. Sayangnya "Manusia berencana, Allah berkehendak lain". Jum'at malam sudah disiapkan jauh-jauh hari buat ngumpul bareng teman sma yang ada di Bandung.

 Sabtu siang, kembali ke kampus untuk menghadiri rapat. Walau sudah dibuat presisi namun tetap saja terlambat 1 jam. Kemudian dilanjutkan rapat, sampai jam 3 sore. Balik ke kosan istirahatlah, akibat 2 hari yang padat, dari malam sampai siang. Daaa~n kemudian listrik mati selama malam minggu. Mumpung ada lilin, kita semua ngerembuk tuh diruang tivi. Saling tukar cerita seram sampai~lampu menyala lagi, sayang yang ada cuma listrik numpang lewat, dan akhirnya kita tidur diruang tv.

Paginya, berdasarkan musyawarah sebelumnya, kita kerja bakti bersama. Rumah dari ujung atas sampai bawah dibersihkan. Pengen ngerjain tugas tapi gak enak sama yang lain. Alhamdulillah, beres kerja bakti listrik nyala. Kegiatan paling nikmat setelah berkeringat adalah tidur, dan saya tidak akan melewatkannya.

Sorenya, laptop sudah dinyalakan. Musik penambah semangat sudah diputar. Word, Excel, dan segala persiapan buat mengerjakan tugas sudah siap. Eh, diluar ada yang teriak, konfirmasi sama temen kontrakan "ada kebakaran". Lihat keluar, asap tebal sudah membumbung. Semua spontan, laptop diitinggal, keluar rumah, melihat kondisi kebakaran. Di TKP api sudah membesar, bahkan dari tempat berdiri yang berbeda gang, api terlihat menjilat-jilat langit, panas terasa dipermukaan kulit. Walau sudah beberapa kali melihat secara langsung kejadian kebakaran, kali ini adalah pengalaman kebakaran yang paling terasa, dekat. Pertama kali datang, masih sedikit orang yang berusaha memadamkan api. Orang-orang sibuk mengamankan harta bendanya masing-masing. Mungkin melihat mereka yang sibuk sendiri dengan kepentingannya seakan mereka adalah orang yang egois, namun bila kita berada pada posisi yang sama, bukankah kita akan melakukan hal yang sama? Saat terjadi musibah, secara naluri kita akan menyelamatkan diri kita dan benda berharga yang kita punya. Jika tidak seperti itu, kita tidak akan mengenal gelar "pahlawan".

Saat membantu memadamkan kebakaran, saya menemukan berbagai sisi manusia. Ada orang yang sibuk menyelematkan harta bendannya. Ada yang hanya bisa menangis meratapi nasib yang sekiranya akan menimpa tempat tinggalnya. Kemudian ada pula orang yang terkejut dengan apa yang terjadi, bingung, sehingga tidak berbuat apa-apa. Namun tidak sedikit orang yang melihat musibah ini sebagai hal yang menarik, menjadikannya sebagai tontonan tanpa melakukan hal yang lain selain, menonton atau update status.

Musibah adalah kejadian luar biasa. Orang-orang biasa tidak siap dengan tindakan maupun keputusan disaat genting. Selain orang-orang pasif tersebut kita sangatlah perlu mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang mau dan bisa bertindak sesuai dengan yang dibutuhkan. Kepala dingin mampu berfikir jernih, namun tanggap dan sigap terhadap masalah. Kedua kriteria ini dibutuhkan dalam situasi genting nan kritis. Orang-orang pasif yang saya sebutkan tadi, bukannya tidak bisa atau bahkan tidak mau bergerak, mereka bisa bisa bergerak, mereka mau berfikir, namun tidak secepat yang lain. Perlu motor penggerak untuk memberdayakan mereka, dan semua orang pun saling membantu satu sama lain dalam menghadapi musibah. Gotong Royong, inilah kita orang Indonesia, saya bersyukur dapat menikmatinya.

Sebelum magrib api padam. Pemilik rumah sekitar berterimakasih. Tanpa sempat membalas dengan baik mereka kembali menuju sebuah tempat yang nyaman, dan kita menyebutnya dengan rumah, begitu pun dengan saya, walau kali ini statusnya sebagai kontrakan, namun inilah "rumah" untuk beberapa tahun kedepan. Disini, tugas yang menumpuk sudah menghantui.

Kamis, 16 Agustus 2012

Simbol Kemerdekaan

Merdeka atau Mati! Allahu Akbar!
Semboyan-semboyan seperti inilah yang membahana saat kita mempertahankan kemerdekaan. Teriak penuh semangat dari para pembela tanah air. 17 Agustus 2012, besok adalah hari dimana kita merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, apakah kita harus angkat senjata? Apakah kemerdekaan ini kita cerminkan dengan adu kekuatan dalam balap karung? Panjat pinang? Bukan berarti saya anti terhadap perayaan semacam itu, akan tetapi nyatanya bangsa kita perlu lebih dari itu! Sikap kita tidak mencerminkan rakyat yang merdeka.
Rakyat yang merdeka adalah rakyat yang bebas berfikir, bebas bertindak, bebas berserikat, bebas memilih pemimpin, dan lain-lain. Kebebasan adalah dambaan setiap orang. Namun kita lupa bahwa rakyat yang merdeka, BEBAS Menentukan Nasibnya Sendiri. Kita, Bangsa Indonesia, bebas menentukan nasib kita sendiri. Entah nasib apa yang dipilih oleh bangsa ini jika orang-orangnya dengan bebas membuang sampah dijalan, disungai. Melakukan vandalisme, pengrusakan barang-barang publik, merusak lingkungan. Entah nasib apa yang dipilih oleh bangsa ini jika bebas melakukan sogokan, suap, korupsi, mencuri dan kejahatan sosial lainnya. Entah nasib apa yang dipilih jika kita bebas berzina, makan/minum khamar, berjudi, dan kegiatan perusak moral lainnya. 
Saya membayangkan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar, bangsa yang makmur, adil, dan sejahtera. Manusianya adalah orang-orang yang cerdas dan berakhlak mulia. Itu semua demi cita-cita menjadi bangsa yang beradab. Kita semua mampu menjadi bangsa yang beradab, kita semua bisa, namun maukah kita menjadi bangsa yang beradab?

Kamis, 19 Juli 2012

One shot, one kill

Judul blog merupakan "tag line" bagi para sniper diseluruh dunia. One shot, one kill juga berlaku bagi seseorang yang melakukan bela diri bila terancam oleh orang lain. Gue udah liat beberapa video yang menampilkan berbagai gerakan mempertahankan diri, dari setiap tindakan one shot, one kill lah yang paling mewakili. Kenapa? Karena pada setiap tindakan bela diri selalu menyerang pada titik rawan. Titik rawan manusia ada pada satu garis lurus, dimulai dari alat kelamin, ulu hati, jantung, leher, ubun-ubun, dll. Seranglah bagian-bagian tersebut bila anda terancam atas kehadiran seseorang dengan segala kemampuan/tubuh anda yang dapat bergerak bebas. Jangan pernah paksakan untuk melawan tenaga lawan anda, karena tidak mungkin seseorang menyerang anda karena anda lebih kuat daripada penyerang anda (orang-orang akan berfikir berkali-kali jikalau akan menyerang Ade Rai). Bahkan jika memungkinkan gunakan tenaga lawan untuk menjadi senjata anda (kalau yang ini memang agak sulit dan perlu banyak berlatih). Cobalah!

salah satu contoh video bela diri di youtube.com
http://www.youtube.com/watch?gl=ID&v=Hqs24SfOeDU

Sabtu, 14 Juli 2012

Perusahaan itu bernama Negara Indonesia

Negara dan perusahaan adalah dua hal yang berbeda. Negara merupakan sekelompok masyarakat disuatu wilayah yang sah dan memiliki kekuatan absolut dalam mengatur wilayahnya, tujuannya tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Perusahaan adalah suatu badan usaha yang memiliki tujuan mensejahterakan pemiliknya, dengan kata lain para pemilik saham. Marilah kita coba cocokan negara dan perusahaan, presiden direktur sebagai Presiden, para direksi sebagai MPR, dan rakyat Indonesia sebagai pemilik saham, pesta rakyat yang kita laksanakan 5 tahun sekali sebagai rapat umum pemegang saham, ada kemiripan bukan?

Minggu, 18 Maret 2012

Resensi: Sun Zi Art of War

Sun Zi Art of War
Sun Zi/Sun Tzu merupakan seorang jendral perang yang diperkirakan hidup antara pada tahun 450-400 SM. Karyanya sungguh merupakan sebuah fenomenal, hingga kini tak sedikit orang mengutip karyanya. Isinya pun masih diperbincangkan dan tidak pudar oleh zaman, bahkan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Namun, banyak penterjemah mensalah artikan beberapa bait, hal ini dikarenakan kurang mendalamnya para penterjemah dengan bahasa China kuno yang digunakan. Lalu disinilah Chou-Hou Wee berusaha menutup kesalahan karya terjemahan Sun Zi Bingfa terdahulu, untuk menjaga keaslian, naskah China dicantumkan. Lalu, didalamnya terdapat pula penjelasan dari tiap huruf yang digunakan, berikut dengan beberapa contohnya.

Buku ini saya sangat rekomendasikan bagi mereka peminat militer, pembisnis, dan mereka yang mempelajari bahasa China. Penjelasan detil mengenai kerumitan aksara China didalam buku ini diterangkan dengan apik sehingga tetap menarik pembaca, bahkan menarik hati saya yang baru mengenal aksara China. Bahkan bagi pebisnis, buku ini menjadi layak diperbincangkan, filosofi yang digunakan begitu umum, dan dapat diterapkan dengan bisnis anda. Dan buku ini wajib menghiasi salah satu rak buku anda bagi peminat militer, karena buku Sun Zi Art of War ini merupakan salah satu naskah perang tua yang tidak lengkang oleh zaman. Namun bagi anda yang bukan pengamat politik, filosof, maupun yang saya sebutkan diatas mungkin akan sedikit kecewa. Karena penjelasan huruf akan membuat anda bosan, karena naskah aslinya sebenarnya cukup pendek, hanya terdiri dari 6.200 kata dan terdiri dari 13 bab. Tapi segala sesuatu dimulai dengan langkah pertama bukan.






"ia yang mengenal orang lain, dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan kalah dalam seratus pertempuran" (Sun Zi, Art of War 3,51)




Sumber : Sun Zi Art of War
Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Penerjemah : Chou-Hou Wee

Jumat, 09 Maret 2012

Mobil Barbar

Apa yang akan kalian lakukan jika ada sebuah mobil merah berputar-putar tak terkendali? Kalo gw "duduk tenang dan mengawasi dari jarak yang aman" apa lagi kalo ada bokap didalemnnya.
Sebenernya kejadian ini pernah terjadi dalam kehidupan gw. Bagi orang awam ada horor tersendiri ketika ngeliat mobil yang muter-muter gak kekendali, apalagi yang ngendarain masih training, tapi gak berlaku bagi keluarga gw, terutama kalo bokap ada didalem mobil. Gw lupa waktu persis kejadiannya, tapi yang pasti pas sekeluarga bareng beberapa sepupu ke Senayan buat belajar nyetir mobil.
Diparkiran senayan emang udah jadi semacem tempat favorit (mungkin satu-satunya) warga Jakarta buat belajar nyetir mobil. Setelah semua pada nyoba, tinggal sepupu gw yang pengen nyoba, kita pada istirahat tuh dipinggir, sembari minum kopi. Nah pas awal-awal sih masih biasa, kunci mobil diputer, gigi 1 masuk, sembari stir dibelokin. Nah abis itu baru dah kita sadar ada yang gak beres. Mobil espas merah (yang bagi gw udah kayak ferarri, ntar gw jelasin lebih lanjut) berputar-putar gak terkendali. Kejadian sebenernya tuh -_- cukup horor, bahkan keinget terus sampe sekarang. Didepan mata lu ada mobil, gasnya tuh diinjek sekuat tenaga sama yang megang setir, nah terus, muter-muter 360 derajat, sedangkan kita kira-kira 20 meter dari pusat rotasi (sok fisika gw) tuh mobil. Bayangin kalo mobil itu tiba berubah arah kearah lu, ato kebalik...
Untung aja ada bokap sebagai assist, gw gak kebayang kalo orang lain yang jadi assist, pasti panik+keringet dingin. Gak ngebiarin mobil gw muter-muter dengan barbar, bokap langsung ambil alih. Cukup setelah beberapa putaran (kalo dipasar malem penumpangnya bakal nambah tuh), mobilnya berhenti. Sepupu gw pun keluar dari kursi penumpang depan, gw yakin gak ada seorang pun yg gak bisa ngeliat muka pucet dia waktu keluar, well, kita semua nyoba ngehibur dan dibales dengan seadanya, speechless. Gak beberapa lama GUBRAAAAAK....!!! Gak jauh dari puteran barbar mobil espas, mobil kijang kebalik, mungkin udah saatnya kita make helm dimobil -.-a

Kamis, 02 Februari 2012

Renungan pemuda

Entah kenapa cerita ini terus terngiang-ngiang "Dahulu ada seorang pemuda, dia mempunyai idealisme yang tinggi, ingin merubah dunia menjadi lebih baik. Waktu terus berlalu suatu kala ia sudah menjadi paruh baya dia berkata "ternyata sangat sulit merubah dunia, akan ku ubah bangsaku menjadi lebih baik". Waktu terus bergulir hingga pemuda tersebut menjadi orang tua kembali berkata "cukup sulit untuk merubah negriku ini, akan ku ubah kotaku". Namun sayang, pemuda itu sudah terlalu tua untuk merubah kota, bahkan lingkungannya. Ketika menjelang ajal sang pemuda merenung dalam hati, "Andai ketika aku masih muda aku merubah diriku, maka lingkungan, kota, negara, maupun dunia akan ku ubah". Dan rengungan hanya menjadi renungan tanpa terwujud...