Wirausaha: musuh terburuk
Sebagian besar wirausaha masuk kedalam pasar dengan
harapan yang tinggi akan keberhasilan, akan tetapi banyak menghadapi kekecewaan
ketika bisnis mereka gagal. Faktanya, jumlah binis kecil yang gagal lebih
banyak dibandingkan dengan bisnis yang baru memulainya pada tahun ini. Saat ini
400.000 bisnis baru telah dibuat tiap tahunnya, 470.000 bangkrut, sehingga
menimbulkan defisit sebesar 70.000, berdasarkan sensus Amerika.
Tidak semua bisnis tersebut melanjutkan bisnisnya karena
bangkrut atau gagal – sebagian karena pemiliknya mendapatkan pekerjaan atau
pensiun- tapi sebagian besar lagi karena bisnisnya gagal. Dan seringkali karena
pemiliknya mendapatkan hal-hal yang tak terduga karena hal tersebut belum
mereka antisipasi sebelumnya.
“banyak perusahaan gagal secara tidak terduga,” kata
pengacara Andrew Sherman, partner di Jones Day di Washington D.C., yang
memberikan nasihat bisnis pada isu yang mempengaruhi pertumbuhan dan strategi.
“mereka terkejut ketika gagal,; mereka tidak mempunyai sabuk pengaman.”
Kabar baiknya? “banyak resiko dapat dihindari, tapi hanya
jika mereka merencanakannya” kata Sherman.
Langkah pertama dalam pembelajaran untuk menghindari
kegagalan dalam berbisnis adalah mengerti apa yang menyebabkan hal tersebut.
Ini 11 kesalahan umum kenapa bisnis gagal.
Oleh Elaine Pofeldt
Diposkan 30 Juli 2014
Kantong kosong
“alasan utama orang-orang gagal, mereka kehabisan uang”
kata David Goldin, CEO dan presiden dari AmeriMerchant, penyedia “merchant cash
advance”.
Penelitian membenarkannya. Laporan 2013 Global Entrepreneurship
Monitor,
yang dibuat oleh Babson Collage dan universitas launnya, menemukan bahwa alasan
paling atas untuk tidak melanjukan bisnis di U.S. adalah masalah mendapatkan
finansial dan kurangnya profitabilitas-masalah yang menjangkiti lebih dari
setengah bisnis yang gagal. Hanya beberapa negara yang mengalami masalah yang
sama: Jepang, Korea, Yunani, Protugal, Irlandia, dan Spanyol.
Tentu, ini bukan hanyas ekedar kegagalan untuk
menghasilkan uang yang menyebabkan bisnis gagal. Banyak bisnis dengan
pendapatan tinggi yang menderika karena rendahnya cash flow. Mereka tidak dapat
menggaji atau tetap menjalankan bisnisnya karena ada jurang besar ketika mereka
menyelesaikan proyek dan ketika mereka mendapatkan bayarannya-terkadang karena
masalah sederhana, seperti gagal untuk membayar tagihan dengan semestinya.
Ini bukanlah kesalahan pemula: sekitar 37% pemilik bisnis
berpengalaman terkadang kekurangan uang kas ketika mereka membutuhkannya untuk
menutupi pengeluaran bisnis, berdasarkan pada laporan tahunan oleh Corporation for Enterprise Development, sebuah lembaga non-profit yang
berada di Washington D.C., mereka fokus menolong mengembangkan rumah tangga
dengan pendapatan rendah dan menengah dan mempertahankan aset mereka. Bisnis
yang telah disurvey telah memiliki pendapatan mulai dari $49.999 ke lebih dari
$1.000.000 per tahun.
Percaya Diri Berlebih
terkadang kritik terhadap konsep bisnis yang baru ada
benarnya: pendiri membuang waktu mereka pada ide yang tidak berguna atau tidak
tepat waktu- dan tidak melakukan uji coba dan penelitian pasar untuk mencari
tahu. “jika kalian tidak mengikuti trend, maka ada besar kemnungkinan pelanggan
tidak membeli jasa kalian” Kata David Golding, AmeriMerchant.
Ask jordan Malik. Wirausaha dari levitton, New York,
co-founded LookTrade pada tahun 1999, perusahaan teknologi yang membantu
perusahaan untuk menjalankan lelang daring mereka sendiri. Bisnis tersebut
meledak pada tahun 2001, selama ledakan bisnis dot-com. “kenyataannya adalah,
semua orang melakukan hal yang sama dengan eBay,” kata dia, melihat kembali
dengan 20-20 kebelakang.
Malik belajar dari kesalahannya. Dia meninggalkan dunia
star-up dan kemudian mendapatkan pekerjaan di agensi periklanan besar, menjual
produk di eBay dan Amazon. pada tahun 2009, setelah kehilangan pekerjaannya,
dia terjun kembali ke dalam dunia wirausaha dan memulai apa yang menjadi sebuah
kelompok ari liam bisnis kecil yang menolong pedagang e-commerce untuk meningkatkan
penjualan dan pendapatan., menawarkan sistem yang dia kembangkan sendiri. Situs-situs,
termasuk FindSpotter.com, memberitahu pedagang untuk menjual barang yang akan
dijual di Amazon dan dimana mereka dapat menemukannya. Sekarang mereka secara
kolektif menghasilkan lebih dari $500.000 pendapatan per tahun untuk seorang
wirausahawan.
“saya memeberi saran para pengusaha untuk tidak keras
kepala mengenai sebuah ide ketika semua orang mengatakan bahwa idenya tidak
akan berhasil,” kata Malik, sekarang berusia 43 tahun.
Buruk dalam menetapkan strategi harga
Apa yang konsumen katakan kepada peneliti pasar tentang
apakah mereka akan menghabiskan uangnya tidak selalu sama dengan kenyataan. hal
tersebut sampai kalian mengujinya dipasar, sulit untuk memastikan apakah
konsumen potensial akan membayar atas harga yang sudah direncanakan.
Salah satu alasan wirausaha Jordan Malik percaya,
LookTrade gagal karena ada solusi yang lebih murah untuk membuat lelang online
dari apa yang mereka tawarkan. “ jika orang-orang menginginkan sebuah solusi
yang disesuaikan, disana ada pilihan yang menghabiskan biaya sekitar $19.95 per
bulan, solusi kami sekitar ribuan dollar,” kata Malik. Ketika dia dan rekannya
berdebat untuk merubah model bisnis, usahanya meredup. “kami sangat bertekad, kami
menghiskan uang kami,” kata dia.
Resiko umum lainnya adalah perusahaan gagal untuk
menetapkan harga yang menghasilkan keuntungan. Dengan banyak jasa menjadi
komoditas yang mengglobal, pasar digital, hal terbut menjadi sulit untuk
menaikan harga, tetapi hal tersebut bisa menjadi penting untuk tetap untung dan
bertahan hidup. Pada bulan April, survei pemilik bisnis kecil oleh bank PNC, 74% dari responden memprediksi
harga yang ditetapkan kepada konsumen akan naik pada 6 bulan kedepan dan 37%
dari bisnis kecil mengatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan harga
mereka. Rata-rata menaikan harganya sekitar 1%-2%.
Rekan Bisnis
Tidak ada yang salah dengan debat penuh semangat antar
pendiri-pada tingkatan tertentu hal tersebut juga baik pada untuk tata
kelola-akan tetapi jika ada konflik berkepanjangan atau salah satu rekan
terlalu menganggapnya secara emosional, hal tersebut dapat menghancurkan moral
keseluruhan tim.
“kurangnya kolaborasi dan komnunikasi oleh dan antara
pemilik tampaknya seperti pertikaian orang tua yang mengarah pada perceraian,”
Jaksa Jones Day, Andew Sherman berkata.
Kebanyakan tim yang baru memulai bisnis gagal untuk
merencanakan kemungkinan dimana rekannya ada kemungkinan untuk meninggalkannya
pada titik tertentu, dimana bisa mengarah pada konflik dan mencederai bisnis
kedepannya. 60% lebih pemilik tidak merencanakan dirinya untuk
keluar
suatu saat nanti, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Securian Financial
Services.
Agar bisnis tetap berjalan buatlah perjanjian tertulis
antar pemilik saham. “biasanya hal tersebut membutuhkan pengacara yang cukup
memakan ciaya,” kata Shane Leonard, CEO dari Stockflare, sebuah perusahan di
London yang menawarkan ide pada bisnis yang baru berjalan.
Dua pendiri perusahaan bersama Leonard, didirikan pada
tahun 2013, memutuskan untuk meninggalkan operasional sehari-hari perusahaan
setelah menemukan bahwa bisnis start-up bukanlah untuk meraka. Mereka tidak
mempunyai perjanjian opemilik saham, namun Leonard tetap berhubungan baik
dengan mereka. Bagaimanapun, dia menyadari kebelakan, apa yang mungkin terjadi
bisa buruk.
“rekan saya meninggalkan bisnis ini dengan cara yang
halus karena mereka para profesional berpengalaman, seorang teman dan mendukung
dari belakang sebagai investor, bahkan jika mereka bukan sebgai partner bisnis
lagi,” kata dia. “bagaimanpun juga, jika mereka tidak seperti itu, tentu hal
tersebut akan benar-benar kacau dan membunuh bisnis yang sudah dijalankan.”
Padam semangat
Kebanyakan bisnis didorong oleh energi dan rangsangan
dari pemilik.-dan hal ini banyak terjadi disekitar kita. Survei terbaru oleh
Manta, jaringan sosial daring untuk bisnis kecil, menemukan bahwa 83% dari pemilik optimis akan bisnis mereka berjalan
sekitardua setengah tahun.
Ketika hasrat untuk sukses menghilang, dimana bisa
terjadi karena banyak sebab, sebuah bisnis dapat mati dengan cepat.
“pemilik mungkin tidak lagi terjun langsung pada proses
bisnis dan sudah digantikan oleh seseorang yang mungkin tidak sebaik orang
tersebut,” kata David Goldin, pemilik AmeriMerchant. “alasan padamnya semangat
karena mereka lelah semakin bertambahnya usia, hilangnya alasan yang
menggerakan bisnisnya, lelah atas bisnis yang sedang dijalankan atau sudah
terlalu lama berada dibisnis yang sama, prioritas yang sudah berubah, atau
karena kejadian yang berhubugnan ndengan keluarga, seperti kelahiran anak”
Pesan pemasaran yang tidak berubah
Perusahaan besar tahu kalau sangat penting memberikan
penyegaran atas merek mereka. Bahkan, perusahaan rental mobil Alvis, yang
terjebak dengan pesan klasik “We try harder” untuk 50 tahun, mengubahnya pada
tahun 2012 dengan yang baru “it’s in your space” dimana mewakilkan kenyamanan
mobil yang meraka tawarkan.
Perusahaan kecil dimana yang kurang dana pemasaran
dibandingkan dengan perusahaan besar sering kali mengingkari sisi ini, membawa
bisnis mereka pada tingkatan berbahaya. Laporan tahunan 2013 National Small Business
Assosiation menemukan hanya 46% dari responden merencanakan untuk mencoba
pengiklanan baru dan strategi pemasarn baru pada tahun 2014.
Jika kalian belum memikirkan apapun untuk merek anda baru-baru
ini atau menggunakan pesan langsung seperti yang sudah anda lakukan selama 4
tahun kebelakang, itu adalah tanda peringatan bahwa anda telah menjalan bisnis
yang sudah ditinggalkan oleh waktu.
Gagal untuk mengikuti revolusi digital
Masyarakat Amerika kini menghabiskan hidup mereka menatap
laptop, tablet, dan smartphone, tapi masih banyak bisnis yang menjangkau
konsumen daring.
Survei Small Business Technology tahun
2013 oleh NSBA, yang dilakukan pada bulan Agustus, menemukan bahwa 82% dari bisnis
memiliki website, namun 72% dari perusahaan tersebut tidak menjual barang atau
jasanya secara daring. Hal tersebut mewakilkan hanya terjadi sedikit
peningkatan dibandingkan tahun 2010, ketika 74% mengatakan kalau mereka tidak
menjual barang atau jasanya secara daring, dan sedikit perusahaan yang
memanfaatkan kesempatan untuk masuk kedalam pasar mobile., sebuah kesempatan
yang bagus jika ingin mengapai komsumen muda. Survey ini menemukan, hanya 18%
bisnis memiliki web berbasiskan mobile.
Pencurian dunia maya
Tidak hanya perusahan besar yang menjadi sasaran
penjebolan data oleh penjahat dunia maya. Hasil penelitian menunjukan, banyak
perusahaan kecil menjadi korban, dan hal ini dapat mematikan untuk mereka. SAM
Graves, R.-Mo., kepala dari House Subcommittee on Small Business, mengatakan
saat beliau berbicara pada tahun 2013 dimana 60% bisnis kecil gagal akibat
pencurian dunia maya.
Survey yang dilakukan oleh NSBA pada tahun 2013 tentang
Teknologi menemukan bahwa ketika 94% pemilik bisnis kecil melaporkan kalau
mereka risau akan keamanan dunia maya, hampir setangah dari mereka telah
menjadi korban kejahatan dunia maya. Kejahatan dunia maya dapat berupa waktu
yang terbuang sia-sia, layanan menjadi terhambat, dan ribuan dollar hilang.
Untuk mereka yang rekening banknya diretas, kerugian rata-rata sekitar
$6,927.50.
Diluar resiko terbut, banyak pemilik mengatasi masalah
tersebut sendirian tanpa meminta bantuan profesional. Survei yang dilakukan
oleh NSBA kepada pemimpin bisnis, 40% mengatakan bahwa mereka mengatasi
dukungan teknis oleh mereka sendiri, sementara 32% mengangkat karyawan, hanay
24% yang mempercayakannya kepada penyedia jasa luar.
Meremehkan kompetisi
Bahkan jika anda merupakan David didunia penuh Goliath, itu
tidak berarti Goliath adalah satu-satunya rintangan untuk keberadaaan bisnis
anda. Wirausahawan membutuhkan perhatian pada pemain baru di industri yang
sama. Sayangnya, pemilik bisnis seringkali meremehkan orang baru. Alasannya
hanyalah, yang oleh David Goldin disebut sebagai “owner syndrome”, mereka
berfikir kalau produk atau jasa mereka adalah yang terbaik.
Terkadang pesaing tidak unggul atas produk mereka yang
menyebabkan anda bangkrut. Bisa jadi mereka mengungguli anda pada salahsatu
faktor seperti kenyamanan atau TLC (Tender, Loving, Care).
Pertimbangkan hal ini: 66% konsumen pada 1 dari 10 industri, yang dipelajari oleh Accenture
tahun lalu, berganti pada perusahaan baru karena layanannya. Lebih buruk lagi,
82% dari mereka merasa kalau perusahaan terbut dapat melakukan sesuatu untuk
mencegah mereka berpindah pada perusahaan lain. Jika anda tidak yakin kalau
konsumen anda senang atau tidak terhadap bisnis anda, pertimbangkan untuk
menggunakan SurveyMonkey untuk mengetahuinya, sebelum mereka membalikan
punggungnya.
Terlalu bergantung
pada satu konsumen
Sebuah kegembiraan jika berhasil mendapatkan konsumen
besar, tetapi pemilik yang mencurahkan waktu dan perhatiannya pada satu atau
dua konsumen besar membuat mereka pada posisis yang sangat rentan. Jika bisnis
sedang munurun, derita karena hilangnya pendapatan akan mengakibatkan hilangnya
pekerjaan karyawan anda, dan gagal untuk mengganti konsumen dalam waktu yang
singkat dapat mengakibatkan bisnis anda tutup, bahkan pada kasus pada perusahaan
yang besar.
Pada survei anggota yang dilakukan pada tahun 2014,
Turnaround Management Society, menemukan bahwa 12,2% bisnis perusahaan gagal karena mereka tidak mempunyai
cukup konsumen.
Karyawan yang tidak senang
Jika orang yang melayani konsumen pada kondisi yang tidak
bersemangat untuk bekerja, kemungkinan berakibat pada kinerja yang mereka
tampilkan dan mengurangi keuntungan perusahaan. Pekerja yang tidak senang mengenai
kondisi pekerjaan mereka mungkin tidak akan berusaha lebih baik atau lembur
hingga malam hari untuk membantu perusahan dengan inovasi baru, dimana “perusahana
kecil dan berkembang menaruh harapan” kata Jones Day.
Gallup menemukan pada penelitian tahun 2013 bahwa 70% karyawan di Amerika tidak terlibat
saat bekerja atau secara aktif melepaskan diri dari pekerjaan teman sejawat.
Berita baikn ya untuk wirausahawan: perusahaan kecil
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan besar untuk membuat karyawannya
bersemangat saat bekerja. 42% karyawan perusahaan kecil merasa senang bekerja,
dibandingkan dengan perusahaan besar dimana hanya 27%-30% karyawannya merasa
senang bekerja.
Apa yang dapat kalian lakukan untuk menghindari keluarnya
karyawan? Seringkali, ada sebuah “cultural disconnect”, dimana kata-kata dari
pemimpin tidak sinkron dengan kenyataan pada pekerja lini, hal tersebut
merupakan sumber masalah, jangan sampai hal tersebut mempengaruhi bisnis anda,
kata Sherman. “seperti ketika CEO berdiri dan mengatakan ‘tahun ini kita
memotong biaya perusahaan’ tapi tidak menjelaskan bagaimana caranya, namun dia
baru saja mencicil Mercedes-Benz 500 terbaru dan membuat berbagai pembaharuan
di kantornya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar