Memang ini berita lama, tapi tetap saja menggangu pikiran saya. Bagaimana mungkin raksasa Nokia jatuh di "sarangnya" sendiri. Kekalahannya bahkan mampu mengubah kebijakan untuk "offshoring" dan diakuisisi oleh Microsoft. Namun sebelum kesana, mari kita lihat perjalanan Nokia, dari pabrik pengolahan kayu hingga menjadi raksasa ponsel.
Bermula...
Nama Nokia berasal dari Nokianvirta, nama sungai yang digunakan pada pabrik pengolahan kayu kedua Fredrik Idestam, Nokia Ab, yang juga mendirikan PLTA tiga puluh tahunan kemudian. Setelah Perang Dunia 1, Eduard Polón dengan Finnish Rubber Works-nya mengakuisisi Nokia Ab. Kemudian, pada tahun 1922 mengakuisisi Finnish Cable Works yang didirikan oleh Arvid Wickström, pada tahun 1912. Ketiga bisnis ini berjalan mandiri hingga tahun 1967, didirikanlah perusahaan induk Nokia Corporation. Bisnis Nokia Corporation seperti perusahaan-perusahaan sebelumnya yang berfokus pada kertas, karet, kabel, dan elektronik hingga berkembang pada sektor turunannya seperti kertas toilet, ban sepeda dan motor, TV, perlengkapan militer, hingga sepatu boots karet yang jejaknya masih bisa dilihat disini. Seperti perkataan Bruce Wayne kepada Mr. Earl pada film Batman Begin "it's all a bit technical, but the important thing is that *my* company's future is secure.". Yup, Nokia Corporation akhirnya mampu membuatnya menjadi salah satu perusahaan terbesar dunia, namun lebih lengkapnya akan saya jelaskan nanti.